BANYUMAS - Pondok Pesantren An-Nur yang terletak di Dusun II Kedunglemah Desa Kedungbanteng, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah berdiri tahun 1975 oleh Si Mbah KH M Ridlwan Sururi wafat 12 Juni 2021. Sekarang di asuh oleh KH Muhammad ‘Atiq Nururrobbani, adalah generasi kedua dari pendiri.
PonPes An-Nur, setiap sore hari menyelenggarakan kajian rutin selain hari Jum’at dan Ahad pukul 16:00 WIB tepatnya setelah sholat Ashar, diasuh langsung oleh KH Muhammad ‘Atiq Nururrobbani, atau yang lebih akrab dengan panggilan Gus Atiq atau Gus Nunung yang dikuti oleh 30-50 santri putra-putri yang belum khatam Al Qur’an, bertempat di Aula Ponpes dan atau di Masjid lingkungan Pondok Pesantren, Selasa (10/01/2023).
Pengasuh PP An-Nur, KH Muhammad ‘Atiq Nururrobbani, saat dikonfirmasi awak media, membenarkan bahwa setiap santri wajib mengaji Al Qur’an, dan salah satu syarat utamanya santri harus mengikuti sholat subuh dan sholat 'ashar berjamaah.
"Jika mereka pada hari itu bangun kesiangan, dan tidak berjamaah sholat subuh, maka itu naas, mereka pada hari itu juga tidak diperkenankan untuk ikut mengaji, " papar Gus Atiq.
Selanjutnya, KH Muhammad ‘Atiq Nururrobbani juga menyampaikan, bahawa setiap pondok pesantren di Indonesia, khususnya Ponpes sebagai almamater kuno dan tradisional, akan banyak melaksanakan kajian berbagai literatur klasik seperti kitab kuning, Al Qur’an, Hadist, dll. Hal itu sebagai ciri khasnya, juga keunggulannya, karena kajian-kajian akan mencerminkan pondok pesatren tersebut.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Allah, Menteri Agama
|
"Seperti Pondok An-Nur mempunyai ciri khas yakni ponpes yang menerapkan metode tajwidul Qur’an (memperindah bacaan Al Qur’an) bukan tahfidzul Qur’an (menghafalkan Al Qur’an). Yakni lebih memprioritaskan paham isi Al Qur’an dan betul dalam melantunkan Al Qur’an daripada hanya hafal Al Qur’an, " tandas Gus Atiq.
Hal ini telah diketahui oleh kalangan luas, maka tak heran jika santri-santri di An-Nur mereka tidak hafal Al Qur’an. Namun, mereka paham betul isi dari Al Qur’an dan mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Bahkan sanad Al Qur’an di ponpes An Nur muttasil (sambung) kepada nabi Muhammad SAW.
"Saya berharap dengan kajian yang bersyarat di atas, akan dapat melatih kedisiplinan santri berkesinambungan, " jelas Gus Atiq pengasuh PP An-Nur.
Santri An-Nur akan menjadi santri yang paham akan Al Qur’an bukan hanya hafal. Mengingat sabda nabi Muhmmad SAW " كم من قارئ والقرأن يلعنه " begitu banyak orang yang hafal akan Al Qur’an namun Al Qur’an melaknatnya.
"Karena mereka hanya hafal namun tidak paham dan tidak mampu mengamalkan isi daripada Al Qur’an, " pungkasnya.
Redaktur : JIS Agung
Sumber : Pengurus PonPes
Kontributor : Djarmanto-YF2DOI